Pada Upacara Penguburan ~ Juniarso Ridwan
Puisi Juniarso Ridwan
dalam
gerimis siang kendaraan beriringan
seperti semut keluar sarang memburu remah roti,
di antara raung sirine kereta jenazah merayap
membelah kota yang diam membeku.
seperti semut keluar sarang memburu remah roti,
di antara raung sirine kereta jenazah merayap
membelah kota yang diam membeku.
di
Wanaraja penantian itu menjelma
di tengah kerimbunan pohon petai dan rumpun pisang,
tiba-tiba keriuhan doa itu terhenti:
hanya gundukan tanah basah bertabur bunga
serta kelembapan udara yang membisu.
di tengah kerimbunan pohon petai dan rumpun pisang,
tiba-tiba keriuhan doa itu terhenti:
hanya gundukan tanah basah bertabur bunga
serta kelembapan udara yang membisu.
impian
itu terus berlari, tahun-tahun tak pernah kembali
demikian juga bayangan kucing dan ayam jago kesayanganmu
setelah semuanya diam, berarti pula akhir pengembaraan
dan hanya kenangan yang bisa menghampiri malam berbintang
demikian juga bayangan kucing dan ayam jago kesayanganmu
setelah semuanya diam, berarti pula akhir pengembaraan
dan hanya kenangan yang bisa menghampiri malam berbintang
kini
goresan kata-kata tampak di kaca-kaca jendela,
bagaikan embun yang memintal ruang berlumut,
dan hanya kenangan yang menghampar panjang,
sebagai pijakan untuk memahami arti sebuah kearifan.
bagaikan embun yang memintal ruang berlumut,
dan hanya kenangan yang menghampar panjang,
sebagai pijakan untuk memahami arti sebuah kearifan.
Bandung-Garut,
2000
Sumber Media
Indonesia on-line (2/13/00)
Keyword
Puisi Kematian, puisi renungan