Puisi-Puisi Lazuardi Anwar
KULIK ELANG
mengantarkan kulik seekor elang terbang
ke tepi benua
terperangkap di rongga hampa sebutir nyawa terkapar
denyut tak bergetah di petang menggelandang
ketergesaan sepucuk bedil membidik tak pesan
terperangkap di rongga hampa sebutir nyawa terkapar
denyut tak bergetah di petang menggelandang
ketergesaan sepucuk bedil membidik tak pesan
tanpa tangis tak terdengar desah
sebuah nyawa pergi tidak menitipkan kulik nestapa
tanpa tanya di pelataran cakrawala
sebutir peluru menuntas seekor elang melayang di udara
sebuah nyawa pergi tidak menitipkan kulik nestapa
tanpa tanya di pelataran cakrawala
sebutir peluru menuntas seekor elang melayang di udara
Medan 1997
CATAT SATU PERSATU
Puisi Lazuardi Anwar
cakrawala berkeringat mengoyak daun daun
peristiwa
menggumpal wajah tak setia tenggelam ditelan ombak
raung luka benua tak terkata
catat satu persatu tawarkan segala seteru
menggumpal wajah tak setia tenggelam ditelan ombak
raung luka benua tak terkata
catat satu persatu tawarkan segala seteru
Medan 1997
UJUNG KAIL
Puisi Lazuardi Anwar
saat angin bergulir
engkau pun terpana ketika jari-jari menggelitik
anak rambutmu menggelinding di pucuk ombak
pantai tersedak
engkau pun terpana ketika jari-jari menggelitik
anak rambutmu menggelinding di pucuk ombak
pantai tersedak
petang redup saat angin bergulir di daun
matahari
mengobar dada
ujung kail terengah
pada liputan bergetar
mengobar dada
ujung kail terengah
pada liputan bergetar
ketika menambatkan sampan di ceruk pantai
laut tak tenang ombak menyentak
kirap saling menuding
di lambung binal ujung kail terbakar
laut tak tenang ombak menyentak
kirap saling menuding
di lambung binal ujung kail terbakar
Medan 1997
Puisi-puisi Lazuardi Anwar tersebut dimuat dalam SAJAK SAJAK DARI MEDAN Sumber
Republika Online