Senja di Kadipaten ~ Juniarso Ridwan


Puisi Juniarso Ridwan

matahari tergolek di selangkangan bumi, asap memilin
udara di sepanjang jalan, api menjalar berbaris ke setiap
halaman rumah, ratusan mulut menganga di tengah
lapangan. Rumah-rumah menyembunyikan kebingungan,
mau beranjak ke mana? Gumpalan hati sudah menyebar
mengangkangi sudut-sudut kampung, embusan napasnya
menciptakan atmosfer golok baja yang terbius darah.
 
tak ada yang berani menatap waktu, jantung yang bergantung
dalam dada tak luput dicengkeram elmaut. Bayangan hitam
menutup tudung langit, sedangkan bintang hutan telah kehilangan
sarang. Hanya batu yang setia menunggu sisa lembaran tanah,
kekhawatiran dan kepedihan satu-satu menetes memenuhi kantung
usus yang hampa.
 
jiwa pun terbang meninggalkan badan, mencari sudut {mushola]
yang terasing, atau serpihan sajadah yang sudah gosong, hanya
angin senja yang terus mencakar wajah, menyempurnakan
riwayat yang terkalahkan.
 
Cirebon, 2000
Sumber Media Indonesia on-line  (2/13/00) 

keyword
Puisi religius, puisi renungan
Tampilkan Komentar